Rabu, 19 Desember 2012

Mengabdi Untuk Negri



Seorang guru memiliki tugas untuk mendidik, BUKAN mengajar. Karena apa?
Karena guru tidak hanya mengembangkan kognitif anak/ intelektual anak saja tetapi juga sikap ( afektif)nya. Sehingga akan terbentuk generasi- generasi penerus yang tidak hanya pintar dalam hal ilmu pengetahuan saja tetapi juga sikap, akhlak dan karakter baik yang tertanam pada masing- masing individu.

Sabtu, 01 Desember 2012

Pengembangan Kurikulum Mulok


LAPORAN HASIL DISKUSI
KOMPONEN BUDAYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MULOK

Hari / Tanggal Pelaksanaan   : Kamis, 19 April 2012
Nama Anggota  :..

Pertanyaan :
Di dalam masyarakat budaya selalu berkembang. Adat dan perilaku manusia juga termasuk dalam kebudayaan. Jika anak tumbuh dalam lingkungan yang buruk maka anak akan terpengaruh dengan lingkungan yang buruk.
Bagaiman seorang guru menanamkan nilai-nilai budaya adat dan perilaku yang baik dalam muatan lokal agar anak menjadi lebih baik dalam sikap dan perilakunya?
Jawaban :
Sekolah dasar merupakan lembaga formal yang menjadi peletak dasar pendidikan untuk jenjang sekolah di atasnya. Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan di sekolah dasar diharapkan akan menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas (Suharjo, 2006:1). Jika menilik pada tujuan pendidikan nasional di atasa, maka manusia yang berkualitas tidak hanya terbatas pada tataran kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotor. Guru harus mampu mengemas pembelajaran dengan metode yang tepat agar pesan yang terkandung di dalamnya dapat sampai kepada siswa sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
Guru dalam melakukan pembelajaran diupayakan untuk memanfaatkan nilai-nilai kearifan lokal sebagai sumber pembelajaran untuk peserta didik. Nilai-nilai kearifan lokal yang ada di daerah sekitar sekolah dan siswa diintegrasikan dalam pembelajaran. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal.
Sekolah Dasar tidak hanya memiliki peran untuk membentuk peserta didik menjadi generasi yang berkualitas dari sisi kognitif (pengetahuan), tetapi juga harus membentuk sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan tuntutan yang berlaku. Apa jadinya jika di sekolah peserta didik hanya dikembangkan ranah kognitifnya, tetapi diabaikan afektifnya? Tentunya akan banyak generasi penerus bangsa yang pandai secara akademik, tapi lemah pada tataran sikap dan perilaku. Hal demikian tidak boleh terjadi, karena akan membahayakan peran generasi muda dalam menjaaga keutuhan bangsa dan Negara Indonesia.
Nilai-nilai kearifan lokal yang ada di sekitar sekolah dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran di Sekolah Dasar. Tak terkecuali dalam pembelajaran untukmenanamkan nilai-nilai nasionalisme. Dengan diintegrasikannya nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan siswa akan memiliki pemahaman tentang kerifan lokalnya sendiri, sehingga menimbulkan kecintaan terhadap budayanya sendiri.

Pada makalah terdapat pendekatan akret.
Bagaimana penerapan pendekatan akret pada pembelajaran mulok di SD jika diaplikasikan pada suatu budaya?
Apa kelebihan dan kelemahan pendekatan ini?
Pembelajaran dari guru untuk menjadikan siswa tertarik pada mulok.
Pendekatan akret menekankan pada aktivitas dan kreativitas siswa apabila diterapkan dengan benar oleh guru maka siswa secara otomatis akan tertarik.
Kelebihannya adalah lebih menekankan pada aktivitas dan krativitas siswa, guru dapat berinovasi dengan pembelajaran yang menarik, siswa akan tertarik pada pembelajaran mulok yang diberikan guru.
Kekurangan, biasanya membutuhkan banyak biaya, dan keterbatasan fasilitas sekolah yang menunjang pembelajaran mulok.

Pertanyaan :
Strategi formal dan non formal cocok untuk pembelajaran mulok yang seperti apa?
Contohnya?

Jawaban :
-          Strategi formal dikhususkan untuk mata pelajaran seperti seni tari, seni rupa.
Contohnya, untuk mata pelajaran seni tari. Strategi formal dapat berlangsung di ruang tari, aula, bengkel seni dan sanggar.
Kondisi seperti ini memungkinkan peralihan pengetahuan dan keterampilan mengajar menjadi tenaga professional, guru, atau pelatih tari pada gilirannya siswa dapat menyelami, menyatupadu dengan tarian yang sedang dipelajari.
-          Strategi non formal, strategi yang dilakukan diluar guru atau tanpa anjuran dari guru berlangsung dalam diri siswa yang dapat dilihat dari perilaku siswa yang mendatangi langsung ke tempat peristiwa budaya.
Contohnya : siswa yang melihat pertunjukan tari budaya di daerahnya, kemudian ada rasa ingin mempelajari tarian tersebut dan kemudian belajar tari tersebut atas kemauan sendiri.

Pertanyaan :
Jelaskan maksud dari pendekatan menyatu padu (immersion)?

Jawaban :
Pendekatan tersebut siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan budaya yang dipelajari. Adanya keharusan menyatu padukan dengan budaya lokal agar dalm diri siswa dapat terjadi proses internalisasi. Yaitu sebuah proses atau cara menanamkan nilai-nilai normatif yang menentukan tingkah laku yang diinginkan bagi suatu sistem yang mendidik sesuai dengan tuntunan  menuju terbentuknya kepribadian yang baik. Diharapkan siswa mampu mengembangkan potensi budaya yang dimiliki didaerahnya dan juga melestarikan budaya daerah yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.

Pertanyaan :
Seberapa besar pengaruh muatan lokal terhadap budaya setempat?

Jawaban :
Pengaruh muatan lokal sangat besar terhadap budaya setempat.
Banyak nilai-nilai budaya kita yang sangat tinggi nilainya tapi tidak dikenal, apalagi dilaksanakan. Kalau hal ini dibiarkan terus maka generasi mendatang akan kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia; Kekayaan budaya bangsa yang sangat banyak tersebut perlu diajarkan (diintegrasikan) dalam satuan mata pelajaran mulaisejak dini. Integrasi kekayaan nilai budaya tersebut dapat di implementasikan dalam bentuk permainan dan pertunjukan dalam pembelajaran. Sehingga Siswa yang tadinya tidak tahu mengenai budaya daerahnya, dengan adanya pembelajaran mulok otomatis mereka akan mengenal dan ingin mencari tau serta ingin mempelajari budaya. 

Pertanyaan :
Dalam suatu daerah terdapat suatu kebudayaan misalnya ketoprak. Tetapi sekolah tidak punya fasilitas untuk mengajarkan kebudayaan tersebut. Apakah sekolah boleh mengajar muatan lokal daerah lain?

Jawaban:
Boleh. Tergantung kebijakan dari sekolahnya.
Dengan adanya pembelajaran mulok daerah lain akan menambah wawasan siswa mengenai keragaman budaya di Indonesia. Tetapi ketoprak juga tetap bisa diajarkan, misalnya saja jika ada pertunjukan ketoprak di rumah salah seorang warga, siswa diajak atau diberi tugas untuk melihat dan mengamati pertunjukan ketoprak tersebut. Atau dengan mewawancarai orang-orang yang daerahnya yang mengetahui tentang ketoprak.

Kamis, 29 November 2012

guru SD itu mudah?



Siapa bilang jadi guru SD itu mudah?
Tidak!
Tidak mudah!
Tolong jangan sepelekan guru SD.
Siswa SD dimana lebih patuh terhadap guru di sekolahnya dari pada orang tuanya, ini menjadikan guru SD harus menjadi tauladan bagi siswa- siswanya.
Taukah kalian apa yang telah mereka lakukan? Mereka telah menciptakan banyak sekali orang- orang sukses,  karena cerdas dididik oleh seorang guru SD.
Guru SD membentuk pondasi diri kita agar kuat.
Coba bayangkan saja ketika sebuah bangunan itu dengan pondasi yang tidak berkualitas alias rapuh, bagaimana dengan susunan bangunan diatasnya?
Sungguh tidak semudah yang kita bayangkan profesi guru SD itu.
Ia harus menjadi orang tua bagi anak didiknya,
menjadi orang yang harus mampu memfasilitasi untuk berkembangnya pemikiran kita dari yang tidak tahu menjadi tahu,
orang yang harus tau bagaimana ciri, sikap, dan latar belakang seluruh siswa- siswanya yang memiliki keunikan- keunikan tersendiri,
harus selalu sabar terhadap siswanya, baik yang nakal, kemampuan berfikirnya rendah dan siswa- siswa yang super ( sangat cepat menangkap pelajaran)
memang terlihat berat, tapi jika guru SD melakukannya dengan ikhlas, dan tulus pastilah semua akan menjadi mudah.
Semangat untuk guru- guru SD, dimanampun engkau mengabdi, biarpun dipelosok negri ini yang jauh dari berkecukupan, dan minimnya fasilitas yang tersedia..tapi yakinlah akan ada balasan yang indah yang akan diterima. Selamat berjuang, mengabdi untuk negri agar membentuk anak- anak yang cerdas.